Cara Jitu Membuat Buku

 

Resume ke 19


Rabu, 19 Agustus 2020
Materi     : Langkah Menulis Buku
Pemateri : Bapak Akbar Zainudin

 

Kisah Bapak Akbar dalam menjabarkan langkah menulis buku :

Malam inibeliau akan "ngobrol" tentang pengalaman menulis beberapa buku, yang dirangkum dalam materi langkah-langkah menulis buku. Mudah-mudahan bermanfaat buat kita semua.

Seperti biasa,  sudah disiapkan satu materi videonya, silakan dilihat terlebih dahulu.

LANGKAH-LANGKAH MENULIS BUKU

Saya akan share bagaimana langkah-langkah dalam menulis buku. Ada Enam langkah yang sudah diringkas materinya menjadi singkatan TOJTRP: Tema, Outline, Jadwal, Tulis, Revisi, Penerbit.

1.Langkah pertama adalah T.

Tentukan TEMA tulisan. Setiap buku harus punya tema besar, baik buku fiksi maupun non fiksi.
Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema ini satu saja.
Misalnya kerja keras, romantisme, cara belajar, dan sebagainya.

 Kalau buku saya, kebanyakan adalah buku-buku motivasi. Kalau buku Asma Nadia, Novel. Ahmad Fuadi, Novel tentang pesantren dan kerja keras. Dan sebagainya.

Bolehkah satu orang menulis berbagai tema buku? Menurut saya, karena ini terkait dengan “branding”, berusahalah untuk fokus menulis satu tema tertentu, agar kita dikenal ahli dalam tema tersebut. Kalau temanya berubah-ubah, nanti orang bingung, kita ini sebenarnya ahli dalam bidang apa?

 2.Langkah kedua adalah O. Buatlah OUTLINE atau DAFTAR ISI.


Gunanya outline:
1. Agar tulisan kita terarah.
2. Bisa buat jadwal dan target.
3. Menghindari "ngeblank" pada saat menulis.
4. Agar bukunya selesai.

Kalau tidak ada daftar isi, akan sulit bukunya bisa selesai. Inilah salah satu hal penting yang sering diabaikan orang. Merasa sudah tahu apa yang ditulis, akhirnya tidak ada outline dan langsung menulis. Akibatnya, tulisannya tidak terarah, “melenceng” dan “lari” ke mana-mana, tidak tahu jalan akhirnya.

Bukunya akan selesai? Tentu tidak. Banyak ide itu bagus, tetapi yang jauh lebih bagus adalah ide yang difokuskan. Cara memfokuskan ide adalah dengan membuat outline. 

HOW: Bagaimana
Cara Mengembangkan Daftar Isi (outline)

UNTUK BUKU NON FIKSI

1. Gunakan prinsip dasar 5W dan 1H.
WHY:
Ini terkait pengertian, definisi, pembagian, jenis-jenis, dan sebagainya.

WHY:

Ini adalah tentang alasan (mengapa) buku ini ditulis, tujuannya apa dan manaatnya apa.

HOW
How ini berbicara tentang bagaimana, tips and trick, strategi, langkah-langkah, dan sebagainya.
Untuk 2 W yang lain, yaitu Where dan When bisa tidak digunakan. 

CONTOH.

Tema: Santri dan Menulis 

WHAT

1. Santri dan keterampilan menulis.
2. Keterampilan apa saja yang dibutuhkan agar bisa menulis.
3. Para ulama dan karya mereka dari masa lampau.
4. dan seterusnya.

MENGAPA?

1. Mengapa Santri Harus Menulis?
2. Tujuan Menulis.
3. Tantangan Mengapa Santri Harus Bisa Menulis.
4. dan seterusnya.

HOW?

1. Bagaimana cara menulis?
2. Bagaimana membangun disiplin menulis?
3. Tips and Tricks Menjadi Penulis.
4. dan seterusnya. 

BAGAIMANA MEMBUAT OUTLINE UNTUK BUKU FIKSI?

Pertama: WHO? Siapa saja tokoh-tokohnya.

Tentukan tokoh-tokoh yang akan menjadi bagian dari cerita.
Misalnya, ayah, ibu, teman, guru, dan sebagainya.

Kedua: Karakter.

Gambarkan profil setiap tokoh dengan sifatnya masing-masing.

Ketiga: Plot atau Alur Cerita.
Gambarkan alur cerita dari awal hingga akhir. Potongan ceritanya seperti apa. Di mana akan membangun cerita emosionalnya, di mana sedihnya, di mana senangnya.

Terus ending cerita seperti apa, apakah happy ending, sad ending, dan sebagainya.

CONTOH OUTLINE

Saya ingin memberi contoh buku saya: "Man Jadda Wajada".
Buku ini adalah buku dengan tema motivasi umum, motivasi hidup.

Saya kembali ke konsep dasar 5W dan 1H.

Biasanya saya mulai dengan WHY. Kalau terkait motivasi, penjabaran tentang WHY bisa digambarkan sebagai berikut:

1. Mengapa motivasi itu penting dalam hidup.

2. Motivasi apa yang membuat orang tergerak untuk berubah.
3. Apa tujuan hidup seseorang?
4. Mengapa orang harus berubah?
5. Darimana perubahan itu bisa dimulai?
6. Apa saja yang harus diubah? 

Setelah WHY, hal kedua yang terpikir adalah WHAT.

Hal-hal yang terpikir dalam kategori WHAT adalah:

1. Apa itu sukses?

2. Langkah-langkah apa saja yang harus dijalani agar kita bisa sukses?
3. Potensi diri, kelebihan dan kekurangan.
4. Memahami bahwa sukses itu bisa kita dapatkan.

Setelah WHY, hal ketiga yang saya coba jabarkan adalah HOW. Ini tentang bagaimana, strategi, langkah-langkah, tips & Trick, dan juga action.

Penjabarannya:
1. Bagaimana bermimpi besar
2. Bagaimana membuat rencana (action plan)
3. Bagaimana berani memulai
4. Menjadi kreatif
5. Membangun momentum berubah
6. Kapan harus memulai 

Nah, ketiga hal itulah yang akhirnya menjadi dasar outline buku saya "Man Jadda Wajada"

MASIH TENTANG OUTLINE

Buku lain yang ingin saya bedah Daftar Isinya adalah buku "Ketika Sukses Berawal dari Pesantren". Target buku ini adalah para santri, umur SMP dan SMA.

Karena itu, buku ini harus sederhana, ringan, bisa dibaca oleh pembaca dalam rentang umur tersebut, dan tetap bobot isinya tinggi.

Saya mulai dengan cara yang sama; menguraikan WHAT, WHY, dan HOW.

1. Apa itu sukses.
2. Apakah bisa anak pesantren itu sukses?
3. Kisah-kisah sukses alumni pesantren.
4. Sukses itu apa menurut pesantren?
5. Bagaimana caranya agar kita sukses?
6. Apa yang harus kita lakukan mulai dari sekarang?

Dari poin-poin itu saya jabarkan lebih detail lagi menjadi daftar isi yang cukup lengkap. Daftar isi ini lalu saya tuliskan satu per satu, maka jadilah buku "Ketika Sukses Berawal dari Pesantren".

Buku ini alhamdulillah sekarang sudah terjual lebih dari 25.000 eksemplar di seluruh Indonesia

"Ketika Sukses Berawal dari Pesantren".

CONTOH OUTLINE BUKU UKTUB

Satu lagi, buku saya yang saya khususkan untuk panduan menulis buku, judulnya "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari".
Buku ini merupakan rangkuman best practices Akbar Zainudin sebagai penulis sekaligus motivator andal yang ingin ditularkan kepada Anda.

Rahasia Akbar Zainudin menjadi penulis sukses terangkum lengkap dalam buku ini. Semua pertanyaan dan keingintahuan tentang dunia penulisan, perbukuan, dan penerbitan dijawab secara lengkap dan jelas di buku ini. Jika Anda serius mempraktikkan isi buku ini, dijamin Anda akan menjadi penulis sukses hanya dalam 180 hari! 

"Judul buku ini sangat tepat karena semangat Iqra’! (Bacalah!) sebaiknya diikuti dengan Uktub! (Tulislah!). Bacalah buku senior saya di Gontor ini, untuk belajar kiat-kiat menulis, dari proses menangkap ide sampai menerbitkan buku yang bagus dan laris"

—Ahmad Fuadi, Penulis Novel Best Seller Negeri 5 Menara

"Para penulis adalah orang-orang terpilih yang memiliki visi jauh melampaui zamannya. Jika Anda ingin menjadi orang seperti itu, bacalah buku ini!"

Ahmad Gaus, Dosen Bahasa dan Budaya Swiss German University

"Andai dari dulu buku ini sudah ada, mungkin perjalanan saya menjadi penulis bisa lebih mudah. Uktub! Menulislah sekarang juga!"

Ollie, CMO & Co-Founder NulisBuku.com

"Cukuplah bagi seseorang membaca buku ini untuk mewujudkan keinginannya menjadi penulis buku atau memiliki penerbit buku".
M. Abdul Ghoffar, Pemilik Penerbit Al-Mahira

"Melalui bukunya ini, Akbar Zainudin menunjuk-kan bukti betapa menulis adalah pekerjaan yang mudah dan menyenangkan."

Nashrulloh ZM Zarkasyi, Guru Bahasa Indonesia di Pondok Modern Gontor

Saya bagi buku UKTUB ini dalam beberapa bagian besar:
1. Sikap Mental
2. Motif Menulis
3. Mencari Ide
4. Apa yang Ditulis
5. Bagaimana Menulis
6. Mengenal Pembaca
7. Mengenal Penerbit. 

Dari poin-poin inilah saya kembangkan menjadi daftar isi.

Karena itulah, buku UKTUB ini lengkap sekali. Anda tinggal mengikuti satu demi satu langkah-langkah nya untuk menjadi penulis buku.
Saya sarankan, highly recommended Anda membeli, mempelajari dan mempraktikkan apa yang ada dalam buku ini. Biar lebih serius dalam belajar menulisnya.





3.Langkah ketiga adalah J. Buatlah jadwal penulisan.
Kalau daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Katakan 1 tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan mau selesai.
 
Dengan kita membuat jadwal, maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita.
 
CARA MEMBUAT JADWAL.
1. Buatlah tabel dengan 4 kolom, yang berisi No-Judul Artikel-Target Lama Menulis-Tanggal-Keterangan
2. Isi Nomer
3. Isi Judul Artikel
4. Perkirakan Berapa Lama (Berapa Hari) Artikel akan Ditulis
5. Buat sesuai dengan tanggal yang ada saat ini.
6. Isi Keterangan dengan apakah sudah selesai ditulis atau belum.

4.Langkah keempat adalah T. Tuliskan.
Outline sudah ada, jadwal juga sudah ada. Berikutnya adalah tuliskan sesuai outline dan jadwalnya.Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau tidak.Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.

5.Langkah kelima adalah R,  REVISI. 

Revisilah tulisan kalau semua draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul sampai sempurna. Kalau kurang-kurang sedikit, tidak apa-apa.

 *Tahap pertama adalah menyelesaikan semua draft buku.

  *Tahap kedua, baru revisi. Apa saja yang direvisi?

1. Data dan informasi yang kurang.

2. Tata Bahasa
3. Gaya Tulisan. Disamakan dari awal hingga akhir.
4. Judul-judul artikel. Buatlah judul-judul yang menarik.

6.Langkah keenam adalah P, kirim ke PENERBIT.
Apa yang menjadi pertimbangan penerbit?

Paling utama adalah bukunya laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca.

Apakah pembaca butuh buku kita?

Siapa yang butuh? 
Berapa banyak orang yang butuh?
Buku kita menjawab kebutuhan apa?
Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita, maka peluang diterbitkan semakin besar.

Karena itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca. 

Hal kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis.

Apa kelebihan kita dibandingkan dengan buku sejenis?

Kita harus mampu menjawab pertanyaan ini. Karena hal itu yang akan menjadi pertanyaan dan juga pertimbangan penerbit.

Ketiga, pertanyaan penerbit adalah, apa yang akan Anda lakukan untuk membantu pemasaran buku? Harus punya jawabannya. Misalnya iklan di Medsos, Seminar, Pelatihan, Diskusi Buku, Membangun Komunitas, dan sebagainya.

Apakah perlu membayar kepada penerbit?
Kita tidak perlu membayar ke penerbit. Bahkan kita mendapatkan uang ROYALTI. Rata-rata royalti adalah 10% dari buku yang terjual.
 Bagaimana cara mengirim naskah?
1. Naskah harus sudah jadi.
2. Diprint, dikirim dengan hard copy dan soft copy dalam bentuk CD atau Flash Disk

Berapa lama?
Kabar diterima atau tidak sekitar 3 bulan.
Baiklah Bapak Ibu sekalian, saya akan lampirkan contoh pembuatan jadwal penulisan buku. Ini jadwal sering sekali dilupakan, padahal inilah salah satu faktor penting buku bisa selesai atau tidak.

Diskusi
P.1 Bapak Adi, dari tangerang, banten.
Apa konten utama ketika kita ingin menulis buku motivasi pak? Bagaimana tips and tricknya.
Jawab :
Saya selalu memulai sebuah konsep tulisan dengan 3 hal yang saya sebutkan di atas, yaitu WHY, WHAT, dan HOW. Buku motivasi ini kan sangat luas, kita sempitkan temanya misalnya motivasi belajar.

Kita mulai dengan WHY?

1. Mengapa belajar itu penting.
2. Apa akibatnya kalau tidak belajar.
3. Tujuan dan manfaat belajar.

WHAT

1. Belajar itu apa sih?
2. Macam-macam teori belajar.
3. Dari mana kita belajar.

HOW:

1. Bagaimana agar efektif belajar?
2. Bagaimana mengelola waktu?
3. Bagaimana cara meringkas pelajaran?
4. Bagaimana menghilangkan rasa malas?
5. Bagaimana tips menghadapi ujian?

Dengan 3 konsep tadi, kita sudah punya kerangka tulisan. Buatlah kerangka tulisan kalau satu buku sekitar 20-30 judul.

Setelah itu dibuat jadwalnya, dan mulailah kita menulis. Silakan dimulai Pak Adi.

P2. Ibu Nurhidayati, dari Tegal Jawa Tengah

1.Mematuhi Jadwal, Kiatnya apa mas mematuhi jadwal biar bisa sukses sesuai jadwal yang disusun?2.Mas Akbar sudah banyak pengalaman mengadakan pelatihan yang outputnya peserta membuat buku. Bisa sedikit di jelaskan penerbit mana saja yg recomended utk penulis pemula ?Apa harus ada orang yang dijadikan referensi dulu, biar kita dikenal penerbit ?

Jawaban :
1.Terkadang sukses itu memang harus dipaksa. Kalau kita tidak pernah memaksa diri kita, rasanya sulit kita akan berhasil.

Menulis itu sebenarnya terdiri dari dua sisi; MENTAL dan KETERAMPILAN. Antara MAU dengan MAMPU. Pengalaman saya berinteraksi dengan banyak penulis, masalah MENTAL ini jauh lebih penting. Kalau orang MAU berjuang, akan lebih cepat tulisannya selesai walaupun secara kemampuan biasa-biasa saja. Sebaliknya, kalau sudah tidak mau atau malas-malasan, walaupun sebenarnya kualitas tulisannya baik, akan sulit untuk cepat selesai.

Kuncinya cuma satu: PAKSA DIRI untuk SUKSES. Agar bisa memaksa diri, selain target di depan, harus ada motivasi besar mengapa buku harus selesai.

Bisa buat angka kredit, bisa buat branding personal, dan sebagainya. Kalau keinginan kuat, maka akan lebih mudah memaksa diri.

Dan, buatlah waktu khusus untuk menulis SETIAP HARI. Misalnya pagi, siang, atau malam. Cukup 15-30 menit. SETIAP HARI. Misalnya sebelum subuh, setelah subuh, sore hari sebelum pulang, atau malam hari sebelum tidur.

Kalau sudah dijadwalkan menulis setiap hari, maka kita akan otomatis DIPAKSA menulis. InsyaAllah jadwal akan bisa kita penuhi.

 

2. Penerbit mana?
Banyak penerbit. Di sini ada Pak Agus penerbit Andi. Mohon maaf kalau saya dulu buku saya memang ingin diterbitkan Gramedia. Jadi, saya pede aja saya kirimkan ke sana. Saya coba petakan siapa yang mau membaca dan mau membeli buku saya, lalu saya coba ajukan. Alhamdulillah diterima.

Kuncinya percaya diri saja.

Kalau memang hanya untuk kepentingan angka kredit, sekarang ini banyak penerbit yang bisa membantu dengan penerbitan terbatas sesuai kebutuhan (printing on demand), dan mendaftarkan ISBN-nya. Pokoknya, percaya diri saja. Saya list di buku saya UKTUB ada sekitar 150an penerbit Anggota IKAPI. Silakan nanti dilihat di buku saya UKTUB.

P3. Bapak Ahmad

Bagaimana cara menulis biar kalimat per kalimat biar enak di baca dan nyambung. Serta bagaimana cara mengembangkan sebuah kalimat menjadi paragraf?

Jawab :

Sebenarnya tidak ada yang pemula atau newbie banget dalam menulis. Karena Bapak Ibu sudah banyak menulis selama ini. Menulis RPP, menulis laporan, tugas-tugas, skripsi, dan sebagainya. Itu semua bekal yang sangat baik. Dulu, mengapa bisa ya, menulis tugas dan skripsi?

Satu, karena dipaksa.

Kedua, karena memaksa diri.

Sekarang apakah bisa diterapkan hal yang sama? TENTU BISA.

 Bagaimana memulai sebuah kalimat? Saya sampaikan trik yang sangat sederhana.

1. Pikirkanlah sebuah kata, apa saja. Misalnya: zaman.
2. Dari kata tersebut, buatlah sebuah kalimat. Misalnya: Zaman sekarang ini saatnya para guru berubah. 3. Jadilah sebuah kalimat. Sekarang pikirkan kata berikutnya, misalnya: Mengapa.
4. Buatlah menjadi…

 

P4. Ibu Endartiningtyas Sulistiyo, dari Rembang, Jawa Tengah.
1.Mohon penjelasan lebih lanjut tentang gaya tulisan. Apakah yang Bapak maksudkan dengan " disamakan dari awal hingga akhir.

2. Saya merasa lebih mudah menulis sebuah novel daripada sebuah buku nonfiksi. Namun, saya sangat ingin dapat menulis buku nonfiksi semudah menulis novel. Mohon tips dari Bapak agar keinginan saya itu dapat terwujud.

Jawab :

1. Ini tentang audiens atau pembaca. Kalau pembaca kita remaja, maka gaya penulisan kita dari awal hingga akhir untuk remaja. Kalau pembaca kita orang tua, maka gaya penulisan kita juga untuk orang tua. Tentukan siapa pembaca kita, dan konsisten menulis dengan gaya mereka.

Karena menulis itu bagi saya seperti sedang "ngobrol" dengan pembaca. Mengobrol-lah sesuai dengan bahasa mereka.

 2. Setiap orang biasanya memiliki kecenderungan tertentu, apakah menulis buku fiksi atau nonfiksi. Menulis itu memang tentang kenyamanan. Kalau terbiasa menulis fiksi, butuh sedikit adaptasi. Bisakah? Pasti bisa. Kalau buku nonfiksi lebih mudah untuk dibuatkan kerangkanya. Kerangka bisa dibuat dengan prinsip WHY, WHAT dan HOW seperti di atas saya jelaskan.

Kalau buku nonfiksi, kita bercerita tentang apa masalahnya, mengapa terjadi, dan bagaimana cara penyelesaiannya. Biasanya bersifat langsung. Kalau buku fiksi kan kita berbicara penyelesaian masalah melalui cerita, kalau nonfiksi kita langsung mengungkapkan pemecahan masalahnya secara langsung.

Mohon dicoba dengan membuat kerangka tulisan, setelah itu menulis berdasarkan kerangka tersebut.

 P5. Ibu Yohana, dari NTT

Dalam menulis judul dalam satu buku ada 20- 30 judul apakah judul - judul itu harus saling  berhubungan?

Jawab :

Buku itu ada yang memuat satu pemikiran lengkap ada juga yang memuat bunga rampai pemikiran dari berbagai aspek. Kalau memuat satu pemikiran lengkap, judul-judul dalam sebuah buku harus saling berhubungan dan membangun satu pemikiran lengkap. Kalau berbentuk bunga rampai, tulisan bisa tentang apa saja. Ada lagi satu buku antologi tulisan bersama. Ini ditulis bersama-sama oleh beberapa orang. Kalau saya lebih sering menulis satu pemikiran lengkap dalam satu buku. Karena itu saya buat dulu outline atau daftar isinya secara lengkap agar saling berhubungan. Baru saya menulis berdasarkan daftar isi yang sudah saya buat.

Jadi saya menulis setiap hari bukan tulisan acak, tetapi tulisan yang memang saya sudah buatkan daftar isinya untuk menjadi buku. 


P6. Ibu Sri Mulianah, Parepare
Bagaimana menjaga ritme menulis supaya bisa tetap konsisten selesai tepat waktu.  Bila kita juga sedang menulis yang lain secara bersamaan seperti artikel  jurnal, laporan, dst.

Jawab :

RITME menulis itu dijaga dengan beberapa hal:

1. Target; kapan buku kita selesai.
2. Jadwal: berapa lama setiap tulisan akan selesai
3. Jadwal menulis harian. Setiap hari, kapan jadwal menulis kita lakukan.

Kita punya waktu satu minggu. Kalau kita bisa menyiapkan jadwal 1 jam untuk menulis setiap hari, maka itu sudah waktu yang cukup untuk kita bisa menulis banyak hal.

Misalnya, saya beri contoh:

Senin: Laporan
Selasa: Laporan
Rabu: Artikel Lepas
Kamis: Artikel Lepas
Jum'at: Artikel Buku
Sabtu: Artikel Buku

Kalau laporan bisa juga diselesaikan pada saat jam kerja. Maka dalam satu minggu kita punya 3 hari untuk menulis artikel lepas dan 4 hari untuk menulis artikel buku. Ini masalah kemauan. Menulis itu memang butuh perjuangan dan kerja keras. Kalau sudah terbiasa seperti itu, Insya Allah akan jauh lebih mudah kita mengatur waktunya.

P7.  Ibu Wiwi Purnawati, dari SMKN 1 TONJONG

1. Bagaimana memastikan outline yang kita buat sudah baik
2. Bagaimana jika outline yang kita buat seakan meloncat loncat keterkaitan antar tema nya?

Jawab :

1. Kalau kita ingin mengecek apakah outline yang sudah kita buat itu baik atau belum:
a. Diskusikan dengan rekan-rekan, berikan mereka gambaran outlinenya, dan minta pendapat mereka.
b. Diskusikan dengan calon pembaca kalau kita mau menulis satu buku dengan tema dan kerangka seperti ini apakah mereka mau membaca dan yang lebih penting mau membeli atau tidak.
c. Coba lihat beberapa buku sejenis. Bagaimana para penulis itu membuat outline.

 2.Itulah pentingnya outline. Kita punya gambaran besar buku kita akan menjadi apa. Kita tahu outline kita meloncat-loncat karena sudah kita buat terlebih dahulu.

Ada draft awal outline. Setelah itu kita lihat lagi apakah sudah kita rasa baik atau belum.

Lalu kita diskusikan dengan beberapa teman kita, kalau menulis seperti ini bagaimana. Apa yang perlu ditambahkan. Jadi ada cek dan ricek dari kita sendiri, dan akan baik sekali kalau ada juga hasil review dan tambahan dari rekan-rekan.

P8. Bapak Indrakeren, dari Ciledug, Tangerang

1. Apa yang Memotivasi Mas Akbah hingga bisa terus produktif menulis ?
2. Apa hambatan yang Mas Akbar alami dalam menulis ?
3. Bagaimana (solusi) Mas Akbar untuk memecahkan hambatan tersebut?

Jawab

1.Motivasi saya? Saya ingin minimal seperti HAMKA; bisa menulis 100 buku dalam hidup saya. Masih panjang perjuangan saya, baru 13 buku yang saya tulis. Kalau saya tahu masih panjang perjuangan saya, maka saya tidak punya waktu untuk bermalas-malasan.

2. Hambatan terbesar seorang penulis itu bukan dari orang lain, melainkan dari diri sendiri. Melawan rasa malas, melawan rasa "tidak pede", melawan kekhawatiran, melawan "menunda menulis".

Yang menyebabkan buku kita tidak selesai biasanya bukan karena orang lain, tetapi karena diri sendiri.

Seandainya saja kita mau berjuang lebih keras, sebenarnya buku kita sebenarnya sudah terbit, terbit jauh lebih banyak dibandingkan sekarang.

3. Solusinya? Lihatlah anak-anak. Buku saya itu menghidupi kuliah mereka, menafkahi mereka sehari-hari. Senang sekali kalau saya mendapatkan email atau WA dari pembaca; "Terima kasih mas Akbar, habis membaca buku mas Akbar, saya langsung tergerak untuk berubah", "Seakan-akan saya tertampar karena selama ini terlalu banyak mengeluhkan diri sendiri", "Saya tergerak untuk langsung membuat outline dan memaksa diri untuk menulis buku setelah membaca UKTUB karya mas Akbar".

Apa lagi di dunia ini yang lebih menyenangkan dibandingkan memberi manfaat buat orang banyak? Salah satu hal yang paling membahagiakan kita sebagai penulis adalah saat pembaca merasakan manfaat dari buku yang kita tuliskan. Jadi, terus menulis agar kita lebih banyak bermanfaat.

 

P9. Ibu Nurhabubah, dari Riau
Bagaimana membuat judul yang menarik.
Jawab :
Kalau saya membuat judul:
1. Kalimatnya pendek, jangan terlalu panjang.
2. Cari kata yang paling menunjukkan emosi dengan pembaca.
3. Semakin provokatif, semakin baik karena membuat pembaca penasaran dan ingin membaca tulisan kita.

Misalnya, kita mau membuat judul tentang malas.

Judul 1: Agar Kita Tidak Malas
Saya lebih suka: "Malasmu Menghancurkanmu".

P10. Ibu Lilis, dari Majalengka

Bagaimana  membuat buku dari kumpulan resume dengan tema materi berbeda-beda.

Jawab :

Buku apapun yang kita tulis, hal pertama yang harus kita lakukan adalah membuat kerangka tulisan atau outline.
Misalnya, kalau resumenya tentang menulis, maka kita buat kerangka bukunya.

TIPS & TRIK MENULIS dari Para Penulis Hebat

1. Bagaimana Mencari Ide
2.

Dst.

Nah, setelah itu kita tuliskan. Nanti tulisannya jangan hanya asal resume saja, atau memindahkan materi yang sudah diberikan ke buku. Mesti ada penambahan dari pemikiran kita, sehingga menjadi satu tulisan yang lengkap.

Misalnya:

Materi malam ini: Langkah-Langkah Menulis Buku.

Saya punya beberapa langkah. Nah, setiap langkah itu diberikan penjelasan lebih detail, kalau perlu dituliskan contoh-contohnya sehingga bisa lebih lengkap setiap artikelnya.
Dengan demikian, buku hasil resume itu tidak sekadar memindahkan materi, tetapi DITULIS ULANG dengan gaya tulisan kita sendiri. Tidak perlu takut ada lebih dari 200 buku hasil resume seminar. Karena setiap orang mempunyai gaya tulisan berbeda. Keren sekali kalau dari hasil seminar ini bisa menghasilkan 200 buku.


Resume dibuat oleh, Elly Rosi 190820


Comments

  1. Replies
    1. trimakasih Bu Prapti tuk singgahnya...Met Tahun Baru Hijriah 1442

      Delete
  2. Jitu abis ya pak Akbar ini, sesuai dengan namanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Bu, jadi malu, nanti saya bisa terbang ini Bu..

      mumpung Sabtu, saya main ke tempat Ibu ya....salam bahagia selalu..

      Delete
  3. Sangat lengkap bu resumenya. Mantap dan lanjutkan
    Salam literasi

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih Bu Sri Mulianah, tuk singgahnya, salam literasi

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Menulis Bisa, Ala Biasa

CLBK, yuk

Kegagalan, Cambuk Untuk Meraih Sukses