Cara Jitu Membuat Buku
Resume ke 19
Kisah Bapak Akbar dalam menjabarkan langkah menulis buku :
Malam inibeliau akan "ngobrol" tentang pengalaman menulis beberapa buku, yang dirangkum dalam materi langkah-langkah menulis buku. Mudah-mudahan bermanfaat buat kita semua.
Saya akan share bagaimana langkah-langkah dalam menulis buku. Ada Enam langkah yang sudah diringkas materinya menjadi singkatan TOJTRP: Tema, Outline, Jadwal, Tulis, Revisi, Penerbit.
1.Langkah pertama adalah T.
Bolehkah satu orang menulis berbagai tema buku? Menurut saya, karena ini terkait dengan “branding”, berusahalah untuk fokus menulis satu tema tertentu, agar kita dikenal ahli dalam tema tersebut. Kalau temanya berubah-ubah, nanti orang bingung, kita ini sebenarnya ahli dalam bidang apa?
Kalau tidak ada daftar isi, akan sulit bukunya bisa selesai. Inilah salah satu hal penting yang sering diabaikan orang. Merasa sudah tahu apa yang ditulis, akhirnya tidak ada outline dan langsung menulis. Akibatnya, tulisannya tidak terarah, “melenceng” dan “lari” ke mana-mana, tidak tahu jalan akhirnya.
Bukunya akan selesai? Tentu tidak. Banyak ide itu bagus, tetapi yang jauh lebih bagus adalah ide yang difokuskan. Cara memfokuskan ide adalah dengan membuat outline.
UNTUK BUKU NON FIKSI
WHY:
CONTOH.
Tema: Santri dan Menulis
WHAT
MENGAPA?
HOW?
BAGAIMANA MEMBUAT OUTLINE UNTUK BUKU FIKSI?
Pertama:
WHO? Siapa saja tokoh-tokohnya.
Kedua:
Karakter.
Terus ending
cerita seperti apa, apakah happy ending, sad ending, dan sebagainya.
CONTOH OUTLINE
Saya kembali ke
konsep dasar 5W dan 1H.
Biasanya saya mulai dengan WHY. Kalau terkait motivasi, penjabaran tentang WHY bisa digambarkan sebagai berikut:
1. Mengapa
motivasi itu penting dalam hidup.
Setelah WHY, hal kedua yang terpikir adalah WHAT.
1. Apa itu
sukses?
Setelah WHY, hal ketiga yang saya coba jabarkan adalah HOW. Ini tentang bagaimana, strategi, langkah-langkah, tips & Trick, dan juga action.
MASIH TENTANG
OUTLINE
Buku lain yang ingin saya bedah Daftar Isinya adalah buku "Ketika Sukses Berawal dari Pesantren". Target buku ini adalah para santri, umur SMP dan SMA.
Karena itu, buku ini harus sederhana, ringan, bisa dibaca oleh pembaca dalam rentang umur tersebut, dan tetap bobot isinya tinggi.
Saya mulai dengan cara yang sama; menguraikan WHAT, WHY, dan HOW.
Dari poin-poin itu saya jabarkan lebih detail lagi menjadi daftar isi yang cukup lengkap. Daftar isi ini lalu saya tuliskan satu per satu, maka jadilah buku "Ketika Sukses Berawal dari Pesantren".
CONTOH
OUTLINE BUKU UKTUB
"Judul buku ini sangat tepat karena semangat Iqra’! (Bacalah!) sebaiknya diikuti dengan Uktub! (Tulislah!). Bacalah buku senior saya di Gontor ini, untuk belajar kiat-kiat menulis, dari proses menangkap ide sampai menerbitkan buku yang bagus dan laris"
"Para penulis adalah orang-orang terpilih yang memiliki visi jauh melampaui zamannya. Jika Anda ingin menjadi orang seperti itu, bacalah buku ini!"
"Andai dari dulu buku ini sudah ada, mungkin perjalanan saya menjadi penulis bisa lebih mudah. Uktub! Menulislah sekarang juga!"
"Melalui bukunya ini, Akbar Zainudin menunjuk-kan bukti betapa menulis adalah pekerjaan yang mudah dan menyenangkan."
1. Sikap Mental
2. Motif Menulis
3. Mencari Ide
4. Apa yang Ditulis
5. Bagaimana Menulis
6. Mengenal Pembaca
7. Mengenal Penerbit.
Dari poin-poin inilah saya kembangkan menjadi daftar isi.
Kalau daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Katakan 1 tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan mau selesai.
1. Buatlah tabel dengan 4 kolom, yang berisi No-Judul Artikel-Target Lama Menulis-Tanggal-Keterangan
2. Isi Nomer
3. Isi Judul Artikel
4. Perkirakan Berapa Lama (Berapa Hari) Artikel akan Ditulis
5. Buat sesuai dengan tanggal yang ada saat ini.
6. Isi Keterangan dengan apakah sudah selesai ditulis atau belum.
5.Langkah kelima adalah R, REVISI.
*Tahap kedua, baru revisi. Apa saja yang direvisi?
1. Data dan
informasi yang kurang.
Paling utama adalah bukunya laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca.
Apakah pembaca
butuh buku kita?
Karena itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca.
Hal kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis.
Ketiga, pertanyaan penerbit adalah, apa yang akan Anda lakukan untuk membantu pemasaran buku? Harus punya jawabannya. Misalnya iklan di Medsos, Seminar, Pelatihan, Diskusi Buku, Membangun Komunitas, dan sebagainya.
Kita tidak perlu membayar ke penerbit. Bahkan kita mendapatkan uang ROYALTI. Rata-rata royalti adalah 10% dari buku yang terjual.
1. Naskah harus sudah jadi.
2. Diprint, dikirim dengan hard copy dan soft copy dalam bentuk CD atau Flash Disk
Kabar diterima atau tidak sekitar 3 bulan.
Baiklah Bapak Ibu sekalian, saya akan lampirkan contoh pembuatan jadwal penulisan buku. Ini jadwal sering sekali dilupakan, padahal inilah salah satu faktor penting buku bisa selesai atau tidak.
Kita mulai dengan WHY?
WHAT
HOW:
Dengan 3 konsep
tadi, kita sudah punya kerangka tulisan. Buatlah kerangka tulisan kalau satu
buku sekitar 20-30 judul.
Setelah itu dibuat jadwalnya, dan mulailah kita menulis. Silakan dimulai Pak Adi.
P2. Ibu Nurhidayati,
dari Tegal Jawa Tengah
1.Mematuhi Jadwal, Kiatnya apa mas mematuhi jadwal biar bisa sukses sesuai jadwal yang disusun?2.Mas Akbar sudah banyak pengalaman mengadakan pelatihan yang outputnya peserta membuat buku. Bisa sedikit di jelaskan penerbit mana saja yg recomended utk penulis pemula ?Apa harus ada orang yang dijadikan referensi dulu, biar kita dikenal penerbit ?
1.Terkadang sukses itu memang harus dipaksa. Kalau kita tidak pernah memaksa diri kita, rasanya sulit kita akan berhasil.
Menulis itu
sebenarnya terdiri dari dua sisi; MENTAL dan KETERAMPILAN. Antara MAU dengan
MAMPU. Pengalaman saya berinteraksi dengan banyak penulis, masalah MENTAL ini
jauh lebih penting. Kalau orang MAU berjuang, akan lebih cepat tulisannya
selesai walaupun secara kemampuan biasa-biasa saja. Sebaliknya, kalau sudah
tidak mau atau malas-malasan, walaupun sebenarnya kualitas tulisannya baik,
akan sulit untuk cepat selesai.
Kuncinya
cuma satu: PAKSA DIRI untuk SUKSES. Agar bisa memaksa diri, selain target di
depan, harus ada motivasi besar mengapa buku harus selesai.
Bisa buat angka
kredit, bisa buat branding personal, dan sebagainya. Kalau keinginan kuat, maka
akan lebih mudah memaksa diri.
Dan, buatlah
waktu khusus untuk menulis SETIAP HARI. Misalnya pagi, siang, atau malam. Cukup
15-30 menit. SETIAP HARI. Misalnya sebelum subuh, setelah subuh, sore hari
sebelum pulang, atau malam hari sebelum tidur.
Kalau sudah
dijadwalkan menulis setiap hari, maka kita akan otomatis DIPAKSA menulis.
InsyaAllah jadwal akan bisa kita penuhi.
Banyak penerbit. Di sini ada Pak Agus penerbit Andi. Mohon maaf kalau saya dulu buku saya memang ingin diterbitkan Gramedia. Jadi, saya pede aja saya kirimkan ke sana. Saya coba petakan siapa yang mau membaca dan mau membeli buku saya, lalu saya coba ajukan. Alhamdulillah diterima.
Kuncinya
percaya diri saja.
Kalau memang hanya untuk kepentingan angka kredit, sekarang ini banyak penerbit yang bisa membantu dengan penerbitan terbatas sesuai kebutuhan (printing on demand), dan mendaftarkan ISBN-nya. Pokoknya, percaya diri saja. Saya list di buku saya UKTUB ada sekitar 150an penerbit Anggota IKAPI. Silakan nanti dilihat di buku saya UKTUB.
P3. Bapak Ahmad
Bagaimana cara
menulis biar kalimat per kalimat biar enak di baca dan nyambung. Serta
bagaimana cara mengembangkan sebuah kalimat menjadi paragraf?
Jawab :
Satu, karena
dipaksa.
Kedua, karena
memaksa diri.
Sekarang apakah
bisa diterapkan hal yang sama? TENTU BISA.
1.Mohon penjelasan lebih lanjut tentang gaya tulisan. Apakah yang Bapak maksudkan dengan " disamakan dari awal hingga akhir.
2. Saya merasa
lebih mudah menulis sebuah novel daripada sebuah buku nonfiksi. Namun, saya
sangat ingin dapat menulis buku nonfiksi semudah menulis novel. Mohon tips dari
Bapak agar keinginan saya itu dapat terwujud.
Jawab :
1. Ini tentang audiens atau pembaca. Kalau pembaca kita remaja, maka gaya penulisan kita dari awal hingga akhir untuk remaja. Kalau pembaca kita orang tua, maka gaya penulisan kita juga untuk orang tua. Tentukan siapa pembaca kita, dan konsisten menulis dengan gaya mereka.
Karena menulis
itu bagi saya seperti sedang "ngobrol" dengan pembaca. Mengobrol-lah
sesuai dengan bahasa mereka.
Kalau buku
nonfiksi, kita bercerita tentang apa masalahnya, mengapa terjadi, dan bagaimana
cara penyelesaiannya. Biasanya bersifat langsung. Kalau buku fiksi kan kita
berbicara penyelesaian masalah melalui cerita, kalau nonfiksi kita langsung
mengungkapkan pemecahan masalahnya secara langsung.
Mohon dicoba
dengan membuat kerangka tulisan, setelah itu menulis berdasarkan kerangka
tersebut.
Dalam menulis
judul dalam satu buku ada 20- 30 judul apakah judul - judul itu harus
saling berhubungan?
Jawab :
Buku itu ada yang
memuat satu pemikiran lengkap ada juga yang memuat bunga rampai pemikiran dari
berbagai aspek. Kalau memuat satu pemikiran lengkap, judul-judul dalam sebuah
buku harus saling berhubungan dan membangun satu pemikiran lengkap. Kalau
berbentuk bunga rampai, tulisan bisa tentang apa saja. Ada lagi satu buku
antologi tulisan bersama. Ini ditulis bersama-sama oleh beberapa orang. Kalau
saya lebih sering menulis satu pemikiran lengkap dalam satu buku. Karena itu
saya buat dulu outline atau daftar isinya secara lengkap agar saling
berhubungan. Baru saya menulis berdasarkan daftar isi yang sudah saya buat.
Jadi saya menulis setiap hari bukan tulisan acak, tetapi tulisan yang memang saya sudah buatkan daftar isinya untuk menjadi buku.
Bagaimana menjaga ritme menulis supaya bisa tetap konsisten selesai tepat waktu. Bila kita juga sedang menulis yang lain secara bersamaan seperti artikel jurnal, laporan, dst.
Jawab :
RITME menulis itu
dijaga dengan beberapa hal:
Kita punya waktu
satu minggu. Kalau kita bisa menyiapkan jadwal 1 jam untuk menulis setiap hari,
maka itu sudah waktu yang cukup untuk kita bisa menulis banyak hal.
Misalnya, saya
beri contoh:
Kalau laporan bisa juga diselesaikan pada saat jam kerja. Maka dalam satu minggu kita punya 3 hari untuk menulis artikel lepas dan 4 hari untuk menulis artikel buku. Ini masalah kemauan. Menulis itu memang butuh perjuangan dan kerja keras. Kalau sudah terbiasa seperti itu, Insya Allah akan jauh lebih mudah kita mengatur waktunya.
P7. Ibu Wiwi Purnawati, dari SMKN 1 TONJONG
Jawab :
Ada draft awal
outline. Setelah itu kita lihat lagi apakah sudah kita rasa baik atau belum.
Lalu kita diskusikan dengan beberapa teman kita, kalau menulis seperti ini bagaimana. Apa yang perlu ditambahkan. Jadi ada cek dan ricek dari kita sendiri, dan akan baik sekali kalau ada juga hasil review dan tambahan dari rekan-rekan.
P8. Bapak Indrakeren, dari Ciledug, Tangerang
Jawab
1.Motivasi saya?
Saya ingin minimal seperti HAMKA; bisa menulis 100 buku dalam hidup saya. Masih
panjang perjuangan saya, baru 13 buku yang saya tulis. Kalau saya tahu masih
panjang perjuangan saya, maka saya tidak punya waktu untuk bermalas-malasan.
2. Hambatan
terbesar seorang penulis itu bukan dari orang lain, melainkan dari diri
sendiri. Melawan rasa malas, melawan rasa "tidak pede", melawan
kekhawatiran, melawan "menunda menulis".
Yang menyebabkan
buku kita tidak selesai biasanya bukan karena orang lain, tetapi karena diri
sendiri.
Seandainya saja
kita mau berjuang lebih keras, sebenarnya buku kita sebenarnya sudah terbit,
terbit jauh lebih banyak dibandingkan sekarang.
3. Solusinya?
Lihatlah anak-anak. Buku saya itu menghidupi kuliah mereka, menafkahi mereka
sehari-hari. Senang sekali kalau saya mendapatkan email atau WA dari pembaca;
"Terima kasih mas Akbar, habis membaca buku mas Akbar, saya langsung
tergerak untuk berubah", "Seakan-akan saya tertampar karena selama
ini terlalu banyak mengeluhkan diri sendiri", "Saya tergerak untuk
langsung membuat outline dan memaksa diri untuk menulis buku setelah membaca
UKTUB karya mas Akbar".
Apa lagi di dunia ini yang lebih menyenangkan dibandingkan memberi manfaat buat orang banyak? Salah satu hal yang paling membahagiakan kita sebagai penulis adalah saat pembaca merasakan manfaat dari buku yang kita tuliskan. Jadi, terus menulis agar kita lebih banyak bermanfaat.
Bagaimana membuat judul yang menarik.
Jawab :
Kalau saya membuat judul:
1. Kalimatnya pendek, jangan terlalu panjang.
2. Cari kata yang paling menunjukkan emosi dengan pembaca.
3. Semakin provokatif, semakin baik karena membuat pembaca penasaran dan ingin membaca tulisan kita.
Misalnya, kita
mau membuat judul tentang malas.
P10. Ibu Lilis, dari Majalengka
Jawab :
TIPS & TRIK MENULIS dari Para Penulis Hebat
Dst.
Misalnya:
Materi malam ini: Langkah-Langkah Menulis Buku.
Resume dibuat oleh, Elly Rosi 190820
Semangat menulis👍
ReplyDeleteterimakasih Bu tuk singgahnya...salam literasi
DeleteMantap lengkap Buu, Resumenya..👍
ReplyDeletetrimakasih Bu Prapti tuk singgahnya...Met Tahun Baru Hijriah 1442
Deletesiip bu, lanjut
ReplyDeleteTerima kasih pak tuk singgahnya, salam literasi
DeleteJitu abis ya pak Akbar ini, sesuai dengan namanya
ReplyDeleteTerima kasih Bu, jadi malu, nanti saya bisa terbang ini Bu..
Deletemumpung Sabtu, saya main ke tempat Ibu ya....salam bahagia selalu..
Sangat lengkap bu resumenya. Mantap dan lanjutkan
ReplyDeleteSalam literasi
terima kasih Bu Sri Mulianah, tuk singgahnya, salam literasi
Delete