Kegagalan, Cambuk Untuk Meraih Sukses

 

Resume ke 20

Jumat, 21 Agustus 2020

Materi : Motivasi Berprestasi
Pemateri : Sigit Suryono, S.Pd, M.Pd.

 

Profil dan Prestasi

Sigit Suryono, S.Pd, M.Pd
SMP N 1 Wonosari, Gunungkidul, DIY, Indonesia

Lahir di Sleman, 20 Nopember 1976 dari pasangan Bapak Giyono SW dan Ibu Waginem. Masa kecil tinggal di Ngawen, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta.

Pendidikan dimulai di TK Ngawen Trihanggo tahun 1981-1983. Pendidikan dasar dilanjutkan di SD Negeri Jambon II, Trihanggo, Sleman pada tahun 1983-1989. Kemudian melanjutkan di bangku SMP Negeri 5 Yogyakarta pada tahun 1989-1992. Pendidikan Menengah penyelesaian di SMU Negeri 1 Sleman jurusan IPA pada tahun 1992-1995. Pendidikan S1 di Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 1995 – 2002 di Fakultas FMIPA jurusan Pendidikan Fisika. Melanjutkan S2 di Program Pascasarjana UNY jurusan Teknologi Pembelajaran dari tahun 2003-2006.
Pada tahun 2006 menikah dengan Dwi Riastuti, M.Pd dan kini telah dikaruniai dua orang anak yaitu:

  • Muhammad Yunus Baskara
  • Galuh Ray Rannaa

Aktifitas keseharian sebagai pengajar di SMP Negeri 1 Wonosari Kabupaten Gunungkidul, mengampu mata pelajaran IPA.

Aktifitas lainnya yang telah dilakukan dan sedang dilakukan adalah:

1. Sekretaris Komunitas Rumah Belajar Kemdiknas 2012 – sekarang
2. Sekretaris MGMP TIK Kabupaten Gunungkidul Tahun 2006-2009
3. Ketua II MGMP TIK Kabupaten Gunungkidul 2009 – 2012
4. Anggota Litbang MGMP IPA Kabupaten Gunungkidul 2012-2015
5. Ketua II MGMP IPA Kabupaten Gunungkidul 2015-2017
6. Ketua MGMP SMP Kabupaten Gunungkidul 2017 – sekarang
6. TIM Pengembang TIK Kabupaten Gunungkidul 2009- sekarang
7. TIM Pengembang TIK Propinsi DIY 2009 – sekarang
8. Instuktur, Pelatihan Pembelajaran Multimedia di BTKP Provinsi DIY
9. Instruktur TIK di MGMP IPA  Kabupaten Gunungkidul

Prestasi lomba yang telah diraih:

1. Kompetisi Guru. Finalis Nasional Tingkat Nasional tahun 2009
2. Finalis Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional SMP 2009.
3. Juara 3 situs web SMP Tingkat Provinsi DIY 2010
4. Juara 1 Situs web SMP tingkat Provinsi DIY 2011
5. Finalis Lomba Media Pembelajaran KI Hajar Penghargaan tingkat Nasional Tahun 2012
6. Juara 1 Guru Gambar SMP Tingkat Provinsi DIY Tahun 2013
7. Finalis Guru Gambar SMP Tingkat Nasional Tahun 2013
8. Juara 2 Guru Tingkat Kabupaten Gunungkidul tahun 2013
9. Finalis Lomba Mobile Edukasi tingkat nasional tahun 2014
10. Finalis Lomba Mobile Edukasi tingkat Nasional tahun 2015
11. Juara 1 Guru SMP Berprestasi Tingkat Kabupaten Gunungkidul tahun 2015
12. Juara 1 Guru SMP Berprestasi Tingkat Provinsi DIY Tahun 2015
13. Juara 1 Guru SMP Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2015
14. Penerima Gubernur Anugrah DIY tahun 2015 atas prastasi sebagai Juara 1 Gupres TK Nasional.
15. Penerima SatyaLencara Bidang Pendidikan dari Presiden RI tahun 2016 atas prestasi sebagai juara 1 guru berprestasi Tingkat Nasional tahun 2015.

16. Menerima Penghargaan Kursus Singkat dari Australia Award Indonesia tahun 2016 di Melbourn dan Sydney.
17. Sebagai Salah Satu Peserta Literasi Tingkat Nasional 2017.
18. Duta Rumah Belajar Tk Nasional Th 2018 dan Duta Rumah Belajar Terinovatif Th 2018.
19. Penerima Anugrah Gubenur DIY tahun 2018 atas prestasi sebagai Duta Rumah Belajar Terinovatif Thn 2018.
20. Penerima Anugrah Alumni Berprestasi Sarjana Adi Manggala Bidang Pendidikan dari UNY pada diesnatalis    UNY yang ke-56.
21. Duta Sains P4TKIPA tahun 2020

 Kisah perjalanan Bapak Sigit dalam meraih banyak prestasi :

Bapak  Sigit Suryono, S.Pd, M.Pd mengajar di SMP Negeri 1 Wonosari Gunungkidul DIY dari tahun 2005 sampai sekarang. Aktifitasnya sekarang sebagai duta rumah belajar kemdikbud, duta sains P4TKIPA, admin FB komunitas rumah belajar kemdikbud, Ketua MGMP IPA Kab. Gunungkidul, dan juga Pengurus PPII DIY mulai tahun 2020.

Prestasi tertinggi yang beliau raih adalah sebagai Juara 1 Guru SMP Berprestasi tingkat Nasional tahun 2015,  sehingga mendapat penghargaan penyerta seperti anugrah gubernur DIY, Penghargaan dari KEmdikbud dan juga Mendapat Satya Lencana bidang Pendidikan dari Presiden RI tahun 2016 serta mendapat kesempatan belajar singkat ke Australia tahun 2016.

Prestasi tersebut diraih melalui sebuah perjuang yang panjang diawali dari masa sekolah, beliau adalah siswa yang tidak pernah dianggap dan jauh dari prestasi, bahkan saat kuliah S1 di UNY  hampir drop out dan lulus dalam masa 7 tahun

Namun saat kuliah S1 ini nilai-nilai perjuangan, komunitas dan juga kerja keras bisa diterapkan setelah bekerja menjadi Guru. Mengapa demikian karena saat menempuh kuliah S1 beliau ikut organisasi kemahasiswaan sampai senat fakultas, kemudian mempunyai usaha sablon dan juga rental komputer serta mengajar di beberapa sekolah walaupun belum selesai kuliah. 

Kegagalan dan rasa malu hilang saat  diterima menjadi pegawai negeri 1 SMP Negeri 1 Wonosari tahun 2005. Di sekolah inilah semua ilmu dan juga pengalaman bisa diterapkan dengan maksimal dan kesempatan akhirnya datang menghampiri, ketika ada kegiatan pemilihan simposium guru tingkat propinsi DIY tahun 2006. Beliau mendapat kesempatan untuk mengikuti kegiatan tersebut walaupun masih CPNS pada saat itu. Sementara peserta yang lainnya adalah guru-guru pengurus MGMP setiap mapel di DIY.

Pengalaman menjadi peserta di Simposium tersebut membuat beliau sudah belajar dari awal untuk ikut berkompetisi dengan para senior yang tentu sangat hebat dan sudah berpengalaman. Pengalaman dan ilmu yang mereka miliki beliau catat dan pelajari serta mencoba melalukan  pola ATM (amati tiru Modifikasi).

Jadi untuk bisa menjadi orang yang berprestasi yang dibutuhkan adalah: 1. Belajar sejak dini dengan orang-orang hebat. 2. Pelajari ilmu dari orang-orang hebat tersebut dengan model ATM (amati tiru modifikasi) 

Model ATM ini bisa diterapkan dimanapun tempat dan keberadaan kita untuk berprestasi sesuai dengan bidang dan kemampuan kita masing-masing.  Bagi penulis maka untuk bisa menghasilkan buku yang hebat dekatlah dengan para penulis. Bagi para programer agar bisa hebat maka belajarlah dari para programer lewat hasil karya mereka. dan lain sebagainnya. Tentu ini sangat penting bagi teman-teman guru untuk mengetahui karakter diri kita sendiri mau jadi seperti apa dan tentukan target dan startegi yang tepat.

Ketika simposium guru itulah banyak ilmu yang bisa diserap dan ikut mempengaruhi perjalanan karier Bapak Sigit sampai saat ini. Banyak hal yang bisa dipelajari dari para ketua MGMP di seluruh propinsi DIY dan seluruh mapel yang hadir dalam kegiatan simposium tersebut. Antara lain yaitu: Untuk menjadi juara dalam kompetisi maka harus memiliki produk yang unggul dibandingkan dengan kompetitor yang lain. Hal ini bisa dilihat dari karya tulis yang baik, kemudian karya tersebut berupa hasil penelitian yang relevant dan tentu di dukung oleh data dan presentasi yang baik pula. 

Dari pengalaman tersebut maka untuk mengikuti suatu kompetisi apapun itu hal yang utama adalah
1. Memiliki karya yang unggul,
2. Karya tulis ilmiah sesuai dengan gaya selingkungnya,
3. File Presentasi yang baik.
4. Kesiapan mental saat presentasi,
5. Fokus presentasi pada isi naskah dan tidak boleh melantur. 

Dari catatan diatas maka perlu dilakukan pendataan dan juga pengarsipan yang baik apalagi bagi teman-teman yang akan mengikuti ajang lomba guru berprestasi maka yang perlu dipersipakan yang paling utama adalah rekam jejak atau portofolio dari bapak ibu. Kebetulan beliau memiliki hampir semua surat undangan, surat tugas, dan juga bukti dokumentasi semua kegiatan saya sejak tahun 2006 s/d 2015 yang diarsipkan dari map dan diletakkan di rak ruang kerjanya . itu sangat membantu saat proses mengikuti lomba guru berprestasi.

Keberhasilan Bapak Sigit sebagai juara 1 guru berprestasi tingkat nasional tidak serta merta langsung berhasil. Sebenarnya selalu gagal di even-even sebelumnya. kalau di lihat dari curikulum vitae di atas sebelum juara 1 gupres saya 7 kali gagal dalam ajang prestasi yang lain di tingkat Nasional. seperti NITC tahun 2009, gagal karena tulisannya  kurang bisa diterima oleh juri (kurang menggigit).

Inobel 2009 karya medianya bagus sekali namun gagal,  karena tidak fokus dalam mempresentasikan karya, dan lain-lain, yang akhirnya tidak fokus pada media yang harusnya dipresentasikan.

Tahun 2012 di ajang ki hajar beliau kalah karena presentasinya kalah dengan kompetitor, sedangkan tahun 2013 di ajang FIG beliau kalah karena penelitian PTK nya  hanya 1 siklus walaupun sudah dibawakan buku yang membolehkan 1 siklus selesai asal masalah sudah selesai (gaya selingkungnya yang salah), kemudian tahun 2013  baru mendapat juara 2 gupres tingkat kabupaten (Perlu perbanyak lagi portofolio), tahun 2014 dan 2015 di ajang Mobile Edukasi kalah karena media dari kompetitor lebih baik. ( adanya gagal..... gagal.... gagal.... dan gagal.....)

Semua kegiatan yang sudah dilakukan selalu dievaluasi dan beliau catat dalam jurnalnya.  Bapak Ibu bisa baca kegiatan beliau sehari-hari di berbagai event di web saya http://cige.info

Beliau memang bukan penulis seperti para pemateri yang lain yang sudah menerbitkan banyak buku, senangnya baru menulis di web di http://ciget.info , http://inobel.id, http://dutasains.ciget.

Info itu adalah web-web bebayar yang dimiliki sementara anaknya juga memiliki web berbayar mybaskara.com Bagaimana bisa berprestasi sampai juara 1 gupres? 

Kata mutiara yang sampai saat ini dipegang adalah kata-kata dari Ibu,  beliau adalah pensiunan guru SD dengan kata mutiara "Kalah cacak menang cacak", itu menjadi pelecut untuk mengikuti berbagai event perlombaaan artinya kalah maupun menang merupakan hal yang biasa. maka dengan dukungan dari orang tua, dan juga dari istri dan anak-anak setiap event lomba yang  ikuti pasti akan dilakukan dengan penuh perjuangan dan tidak disiapkan asal-asalan.

Setelah tahun 2015 prestasi nasional terasa mudah beliau capai karena perjuangan dan kegagalan dari masa-masa sebelumnya seperti menjadi salah satu peserta terbaik literasi tingkat nasional tahun 2017, Duta Rumah Belajar terinovatif tahun 2018, Duta sains P4TKIPA, dan juga prestasi terakkhir adalah mendapat anugrah Alumni Berprestasi Sarjana Adi Manggala Bidang Pendidikan tahun 2020 pada saat dies Natalis UNY yang ke 56.

Bagi teman-teman yang akan mengikuti ajang kompetisi baik untuk diri sendiri maupun untuk anak didiknya maka beberapa tips ini bisa dipakai :

1.Mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya karya yang akan kita ikut lombkan (kecuali masih tahap awal karena hanya ingin mencoba berhasil/tidak ya gagal/tidak),

2.Karya yang kita ikutkan dalam lomba bukan karya yang instan artinya karya yang kita buat tidak maksimal karena hanya membuat karya saat akan ada lomba, namun siapkanlah karya yang dibuat itu jauh hari bahkan mungkin 1 tahun pengerjaan yang di dalamnya ada jiwa dan ruh kita, semangat kita.

3.Jika kita lolos ke nasional perlu di lihat kembali apasih yang akan dinilai saat kita mengikuti lomba tersebut, apakah karyanya ataukah presentasinya (hal ini sangat penting saat kita mengikuti suatu lomba),

4.Siapkan diri, pribadi, mental dan juga fokus pada lomba,

5.Saat presentasi lomba fokus pada materi yang akan kita sampaikan, jangan sampai keluar dan menyimpang dari presentasi yang kita siapkan karena akan banyak memakan waktu.

Bagi teman-teman yang ingin mengikuti ajang guru berpestasi tingkat nasional silahkan baca tips untuk menjadi guru berprestasi tingkat nasional di websaya ya: http://ciget.info/?p=1438

Demikian pencerahan dari Bapak Sigit untuk memotivasi Bapak dan Ibu.

 

Diskusi :

P1 : Bu Sri Kanjeng
Bagaimana  orang tua  Bapak Sigit, berperan untuk menanamkan karakter untuk rajin belajar dan punya wawasan yang luas

Jawab :
Orang tua saya adalah guru utama pembentukan karakter di keluarga besar, bapak dan dan ibu saya adalah pensiunan guru SD, sementara putra-putrinya dan mantu semua guru kecuali anak yang terakhir dia ragil seorang penulis novel di GM dengan salah satu karya adik saya dengan judul "sebelas" suaminya seorang apoteker.  Bapak selalu memberikan keleluasan untuk belajar bahkan sampai saat ini beliu tetap rajin menulis di bukunya walau usianya sudah 85 th. Ibu saya juga sangat berpengaruh pada perkembangan mental sepiritual, apalagi di saat kegagalan kuliah didepan mata saat S1 beliau yang selalu menguatkan dan memberi nasehat. Yang selalu beliau katakan adalah kegagalan akan di lihat saat ini saja. Jika suatu saat kamu berhasil kegagalan masa lalu tidak akan dilihat oleh orang lain. 

Jadi peran dan kepedulian orang tua itu sangat penting bagi perkembangan kita kedepan dan itu yang saat ini saya tanamkan dan saya berikan kepada anak-anak saya. Saya hanya punya warisan ilmu maka jika menutut harta tidak ada. Maka saat ini anak saya yang besar sudah saya arahkan untuk memiliki web sendiri untuk bisa di gunakan sebagai portofolio dia suatu saat pasti akan berguna.

 

P2. Bu Surantini, Sumatera Selatan.
Apa yang memotivasi Bapak sehingga begitu gigihnya mengikuti berbagai macam perlombaan
Saya dari gupres 1 tk kab, provinsi hanya finalis. Kepsek tk sma juara 3 provinsi.

Jawab :

Saya gigih dalam mengikuti berbagai macam perlombaan karena itu sebagai ajang balas dendam. Saat SD saya juara 1 untuk nilai raport, namun tidak pernah diikutkan di berbagai lomba akademik, di SMP saya sudah susah ikut lomba karena peringkat saja 39, 41, 35 di kelas dari 44 siswa itupun di sekolah saya ada 10 kelas. di SMA jauh dari harapan untuk ikut lomba, maka saat jadi guru kesempatan ada. Siapapun boleh ikut lomba asal punya karya yang sesuai dengan tupoksi lomba saya ikut. Kalah ya sudah, menang ya sudah. "kalah cacak menang cacak". keberhasilan akan didapat setelah mengikuti lomba berkali-kali. Berarti perlu mencari pengalaman, dari hasil pengalaman bisa diterapkan pada lomba berikutnya.

P3. Bu Leni, dari Musi Rawas

Bagaimana cara memotivasi diri saat gagal tadi sampai beberapa kali.

Jawab :

Menurut pepatah, "kegagalah" adalah keberhasilan yang tertunda, maka pepatah itu saya terapkan. Ketika mengikuti suatu ajang kompetisi kok saya kalah saya pasti evaluasi dan instrospeksi diri.

Salah satunya yang selalu melecut saya adalah ketika saya kalah saya lebih menang dari teman-teman yang tidak ikut kompetisi. Meskipun saya kalah namun saya memiliki produks PIKI yang bisa dinilaikan AK, dan lain lain sehingga setiap lomba yang saya ikuti pasti saya akan serius menyiapkan karya yang setiap event lomba tentu karya yang dibuat akan berbeda pula. Maka itu akan membuat kita kaya akan karya, kaya akan konten, kaya akan karya tulis. ( artinya AK tetap akan didapat.... bisa naik pangkat... dan dapat uang tambah untuk keluarga).... maka jika saya 7 kali gagal maka saya punya 7 produk media, 7 karya tulis. hitung-hitungannya, kalaupun kalah karya kita masih bisa bermanfaat untuk yang lainnya.

P4. Bu Sri Mulianah, dari Parepare

Apa makna prestasi bagi pak Sigit?  Atau apa yg ditunjukkan dengan semua prestasi yang telah diraih. 

Jawab :

Prestasi bagi saya hasil capaian yang diniai sesuai dengan gaya selingkung masing-masing event. prestasi akan dirasakan hanya saat event tersebut berlangsung. dan setelah itu kita akan kembali hidup di dunia nyata sebagai pengajar, pendidik dan juga motivator maka maka prestasi yang hakiki bagi kita sebagai guru adalah kita bisa mendidik, mengajar dan memotivasi siswa kita sesuai dengan daerah kita masing-masing sesuai dengan karakter kedaerahan masing-masing dan yang paling utama kita bisa menjadi inspirasi bagi mereka untuk bisa berhasil... karena keberhasilan seseorang butuh model untuk di tiru dan di gugu yaitu kita guru. 

P5. Bu Sineng kab.Bandung
Bagaimana menumbuhkan mental percaya diri setelah mengalami kegagalan? 

Jawab :

Terima kasih bu sineng dari kab. Bandung yang menanyakan tentang bagaimana menumbuhkan mental percaya diri setelah mengalami kegagalan? orang gagal dalam suatu kegiatan atau event atau lomba setelah mempersiapkan diri dengan baik pasti akan muncul, penyesalan kenapa tidak lebih menyiapkan diri, kenapa tidak maksimal, kenapa kurang berlatih dan lain sebagainya bahkan muncul rasa peprcaya diri kurang. Hal ini perlu kita pahamkan pada siswa atau kalau pada diri kita akan lebih mudah. Ketika gagal saat ikut lomba, maka tatap dan lihat orang lain yang tidak ikut lomba pasti gagal tidak menangpun tidak.  Mereka tidak akan punya nilai apa-apa. Sementara kita yang ikut lomba, ketika gagal ada yang kita miliki dibandingkan orang yang tidak ikut lomba, adalah karya, ilmu, dan juga pengalaman.

ada yang kita miliki dibandingkan orang yang tidak ikut lomba, adalah karya, ilmu, dan juga pengalaman. Dengan pengalaman kegagalan akan memungkinkan kita menang di kemudian hari. Munculkan mental untuk menjadi juara, maka tips untuk menjadi juara, harus lebih lama belajarnya, harus lebih siap, harus lebih maksimal dari kompetitor.  "Butuh Pengalaman" pengalaman sering didapat dari kegagalan masa lalu.

 

P6. Bu Santi, dari Jayapura. Fokus bidang apa pak yang bapak tekuni dan buat, dalam setiap lomba? Boleh diberi contoh judul judul yang pernah dilombakan? 

Jawab :
Saya guru IPA yang senang TIK. Lomba yang saya ikuti seputar pembuatan media pembelajaran berbasis TIK untuk mata pelajaran IPA, baik berbasis komputer, Berbasis android. (MPI: Multimedia pembelajaran interaktif), dari media ini saya melakukan riset namanya RnD untuk pengebangan media, media yang jadi kemudian bisa digunakan untuk PTK. selain pernah sekali ikut lomba yang menyimpang dari keilmuan saya yaitu Diseminasi literasi Nasional tahun 2017, saya membawakan cerpen karya istri dan saya, dengan judul "Aku ingin menghitung rembulan" yang lainnya pasti sesuai dengan keilmuan saya.

P7. Bu Endartiningtyas Sulistiyo, dari Rembang,Jawa Tengah

Mohon penjelasan lebih lanjut mengenai peserta literasi terbaik tahun 2017. Meliputi kegiatan apa sajakah literasi 2017 itu?

Jawab :

Kegiatan Desiminasi literasi tingkat nasional pada tahun 2017 merupakan salah satu Desiminasi literasi bagi guru berprestasi maupun guru-guru yang mendapatkan Pelatihan literasi dari Kesharlindung. Untuk peserta ada 200 orang yang memiliki karya tulis bisa buku, maupun naskah yang siap terbit, saya teman-teman gupres, inobel dll, bu emi sudarwati, dan omjay termasuk peserta kegiatan literasi tersebut. dari 200 orang dibagi menjadi 4 kelas masing-masing kelas terdiri 50 peserta untuk mempesentasikan karyanya di depan para juri setiap kelas ada 5 juri. Dan itu mungkin kegiatan pertama dan terakhir dari kesharlindung terkait dengan desiminasi literasi. Setelah itu saya tidak dengan event tersebut di tahun 2018.

P8. Bu Hanik, dari kulon Progo.

Mohon penjelasan singkat tentang rumah belajar?  Apakah kita sebagai guru bisa mengirimkan inovasi / media pembelajaran? Atau hanya mengambil media pembelajaran di Rumah belajar?

Jawab :

Rumah belajar merupakan portal pembelajaran yang dikembangkan oleh pusdatin kemdikbud, yang memiliki fitur utama antara lain sumber belajar, kelas maya, bank soal, dan juga kelas digital, di rumah belajar kita bisa mengambil media pembelajaran baik secara online maupun secara offline. Sedangkan bila kita memiliki media pembelajaran dalam bentuk video bisa kita upload dan akan tampil jika sudah dinilai oleh tim penilai dari rumah belajar. Begitu juga jika kita memiliki media pembelajaran dalam bentuk html5 / web kita juga bisa menguplod dan untuk tampil di sumber belajar mengunggu kualitas kontrol dari tim pusdatin. Demikian juga untuk bank soal ada fasilitas bagi guru untuk memiliki atau menambah bank soal di fitur utama rumah belajar.

P9. Bu Yohana, dari NTT

Untuk mengikuti suatu kompetisi hal yang utama adalah:
1.Memiliki karya yang unggul.
2.Karya tulis ilmiah sesuai dengan gaya selingkungnya. Mohon penjelasan apa maksud gaya selingkungnya?
Sebelum mengikuti lomba bagaimana kita mengetahui karya kita unggul?

Jawab :

Gaya selingkung adalah aturan tertulis yang disampaikan oleh penilitia lomba, bisa karya meida, bisa buku, bisa karya tulisnya dll intinya aturan setiap lomba harus dipahami dari petunjuk teknis lomba. kemudian untuk bisa mengetahui karya kita unggul adalah dengan mengikuti banyak event dan tentu banyak belajar dari kompetor dan terus belajar trent mode lomba saat ini bisa lewat youtube, web dll. Intinya pengalaman akan didapat dengan terus belajar dan pengamatan.

P10 Bapak Indrakeren, dari Ciledug, Tangerang, Banten, Indonesia

Satu kalimat yang saya senangi pada malam ini
"Kalah cacak menang cacak"
Ibu begitu berarti untuk Bapak Sigit.
Apa arti Ibu (orangtua) menurut sudut pandang Bapak Sigit ?
Jika, boleh saya request jawabanya dalam bentuk satu paragraf. 

Jawab :

Ibu bagi saya adalah "sebenarnya guru", beliau mendidik dengan tulus dari saat kita lahir tidak tahu apa-apa, kemudian didiik pelan-pelan, bagaimana makan yang benar, bagaimana minum yang benar, mentatih kita untuk berjalan, dan menyayangi kita sepanjang waktu. Ibu bagi saya adalah orang yang selalu ada ketika kita butuh, ketika kita jatuh beliau yang membangunkan, ketika kita berdiri tegak beliau yang mendorong, ketika kesombongan muncul beliau yang selalu mengingatkan. Bagi saya Ibu adalah kunci utama kesuksesan setiap orang.

 

Note dari Bapak Sigit :

"Kalah cacak menang cacak"

 

Resume dibuat oleh, Elly Rosi 210820


Comments

  1. Resumenya sangat lengkap... Mantaaap...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih bu, untuk singgahnya.... salam literasi

      Delete
  2. Mantapp, lengkap ibuu, resumenya...๐Ÿ‘๐Ÿ˜€

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bu, kan sy belajar dari Bu Prapti yg selalu lengkaaap

      Delete
  3. Mantap, semangat terus Bu . Salam literasi

    ReplyDelete
  4. Lengkap sudah resume nya mantul

    ReplyDelete
  5. Sungguh lengkap resumenya.
    Luarbiasa

    ReplyDelete
  6. Selalu mantap dan lemgkap Bu, resumenya..๐Ÿ‘๐Ÿ‘

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih Bu Prapti, smoga selalu sehat n semangat...salam literasi

      Delete
  7. Bisa menjadi arsip kuliah malam itu. Bagus!

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya pak, tuk membantu yg signalnya error atau hp nya sakit, full memory, monggo saja.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Menulis Bisa, Ala Biasa

CLBK, yuk