Cakap Menulis, dari Artikel ke Buku
Resume ke 4
Rabu,15 Juli 2020
Materi : Cakap Menulis dari Artikel
ke Buku
Bp. Anwar aktif menulis artikel sejak tahun 1996 dan menulis 6 judul buku, antara lain : Berdekat-dekat kepada Yang Maha Dekat, Keluarga Sakinah perindu Jannah, 50 Pendakwah Pengubah Sejarah, Jejak Kisah Pengukir Sejarah, Warnai Dunia dengan Menulis.
Semangat bisa semakin tinggi jika melihat fakta menarik di sekitar kita. Bahwa, aktif menulis artikel bisa bermuara kepada lahirnya buku demi buku. Bahwa, trampil menulis artikel dapat bermuara untuk juga cakap menulis buku.
Banyak membaca adalah modal utama
penulis. Dengan sering membaca seseorang akan, pertama, mendapatkan pengetahuan
/ wawasan baru. Kedua, terbit ide untuk menulis sesuatu sebagai pengembangan
dari apa yang sudah dibacanya. Ketiga, kaya dengan perbendaharaan kata.
Bersemangatlah di saat menulis!
Sungguh, tulisan itu sangat besar
pengaruhnya. Lihat ungkapan salah seorang pendiri Pesantren Gontor KH Imam
Zarkasy (1910-1985) berikut ini. Bahwa, andai tak punya murid, “Saya akan
mengajar dunia dengan pena”.
Artikel adalah sebentuk karya tulis.
Mari, maju dengan menulis
Tema untuk dikembangkan menjadi
artikel cukup mudah kita dapatkan karena banyak tersedia di sekeliling kita.
Tema bisa berasal dari isi koran, majalah, televisi, dan internet.
Tentang “Niat dan Pembiasaan”
Kita perlu membiasakan diri untuk
terus menulis dan itu harus didasari pada sebuah niat yang benar. Tatalah niat
kita lebih dahulu. Apa motivasi kita menulis?
Tema tulisan
Tema akan datang mengalir deras, terutama jika kita sudah membiasakan diri untuk menulis. Nyaris di setiap kita membaca, melihat, atau mendengar sesuatu yang “tak biasa”, biasanya lalu terbit ide untuk mengartikelkannya.
Langkah menulis
Setelah tema tulisan kita tetapkan, buatlah outline (kerangka karangan). Langkah ini diperlukan sebelum kita menulis secara lengkap. Outline kita buat untuk memudahkan pengembangan penulisan. Untuk koran panjangnya kira-kira 6000 karakter termasuk spasi (sekitar 15 paragraf)
Pada dasarnya, alur menulis itu
terangkai dalam “Tiga Besar” yaitu pendahuluan, pembahasan, dan penutup.
Di pendahuluan kita sampaikan secara ringkas masalah apa yang akan kita bicarakan. Lalu, di pembahasan, kita urai dan analisis masalah yang kita paparkan di bagian pendahuluan. Kemudian, di penutup, berilah kesimpulan dan saran berdasarkan uraian dan analisis sebelumnya.
Contoh Outline
Tetap Berseri-seri Belajar di Masa Pandemi
• Pandemi
Covid-19, ujian bagi semua (1 paragraf)
• Manusia
selalu diuji dengan bentuk beragam (2 paragraf)
• Sekilas
Covid-19 (1 paragraf)
• Dampak
negatif Covid-19 secara umum (2 paragraf)
• Dampak
negatif Covid-19 di dunia pendidikan (3 paragraf)
• Sudut
pandang agama, bersama kesulitan ada kemudahan (2 paragraf)
• Berbagai
pilihan cara belajar di saat pandemi (4 paragraf)
• Penutup
/ kesimpulan; Tetap optimis di situasi apapun (1 paragraf)
Total, ada 16 paragraf
Judul yang baik harus ringkas dan mampu mencuri perhatian pembaca, dan harus mampu menjadi miniatur tulisan kita. Dengan membaca judul sudah menjadi gambaran umum apa kira-kira isi tulisan kita.
Judul sekitar 4 kata tidak di hitung
kata tugas (di, ke, pada, bagi dan sebagainya), di perhatikan di koran,
majalah, judul itu hanya 4 kata.
Rindu Pemimpin Menulis Buku è
ada rima U - U
(Jawa Pos 17/05/2017)
Menjaga Martabat Penerima Zakat èada
rima at - at
(Jawa Pos)
Pertama,
tentang “Lead Penggoda”.
kalau judul dan lead berhasil
memikat/mencuri perhatian calon pembaca, alamat tulisan kita akan dibaca orang,
dengan penuh antusias sampai titik terakhir. Tapi jika kedua ini gagal,
judulnya tidak memikat hati, leadnya jg tidak menggugah, orang kemudian akan
melupakan tulisan kita.
Lead adalah pendahuluan berbentuk
paparan ringkas dari masalah yang akan kita kupas. Posisi lead menempati
paragraf pertama. Fungsi lead adalah penggugah rasa ingin tahu pembaca. Lead
mengantar pembaca ke gagasan utama sang penulis.
Kedua, perihal “Pembahasan nan Menawan”.
Secara umum artikel atau bentuk
tulisan yang lain, ada 3 besar bagian, Pendahuluan, Isi dan Penutup.
Di bagian ini, isinya berupa
analisis atas masalah yang kita angkat. Pembahasan harus sistimatis,
argumentatif, tuntas, dan ditulis dengan bahasa baku namun tetap dengan
sentuhan popular.
Sangat dianjurkan, perbanyak membaca artikel karya orang lain, bisa di jadkansalah satu sumber belajar, bagaimana Penulis menulis bahasan yang argumentatif , harus ada alasan yang kuat mengapa sebuah opini, sebuah pendapat disampaikan. Pembahasan itu tulang punggung dari sebuah tulisan.
Ketiga,
tentang “Penutup yang Menggugah”.
Bagian ini memuat kesimpulan
dan/atau saran atas masalah yang kita kupas. Disajikan sekaligus dengan gaya
pamit. Lihat contoh lead dan penutup berikut ini:
Belajar Tiga Gaya Lead dan Penutup, ada 3 pilihan lead yang sangat direkomendasikan:
Gaya/ lead pertama : Memancing minat pembaca dengan
gaya bertanya, di paragraf pertama beri pertanyaan yang akan di bahas pada
bagian pembahasan tulisan.
Contoh 1 :
Judul: Guru Rajin Menulis dan Efek
Besar Itu
Lead (Gaya pertama, menggoda dengan pertanyaan):
Semua orang, tanpa kecuali, harus menjadi pembelajar di sepanjang usianya. Maka, sungguh menyenangkan jika guru suka menulis. Amat membanggakan andai guru rajin menulis. Apa hubungan seorang pembelajar dengan posisi guru yang gemar menulis?
Penutup:
Sungguh, jadilah pembelajar tiada henti dengan cara menjadi guru yang penulis. Sungguh, duhai para guru, bersemangatlah untuk menjadi pahlawan yang berjasa karena banyak menghasilkan karya tulis. Karya-karya itu, semoga secara meyakinkan menginspirasi murid, orangtua murid, dan masyarakat luas. Indah!
Contoh 2 :
Judul: Rindu Pemimpin Menulis Buku
Lead (Gaya pertama, menggoda dengan pertanyaan):
Di Indonesia, Hari Buku Nasional
diperingati setiap 17 Mei, sedangkan Hari Buku Sedunia dirayakan setiap 23
April. Inti dua momen itu sama, yaitu mengajak kita lebih mencintai buku
sebagai sumber ilmu pengetahuan. Urgensi seruan itu, meski bersifat umum, lebih
terasa jika ditujukan kepada para pemimpin. Bahkan, seyogianya para pemimpin
itu didorong pula aktif menulis buku. Mengapa?
Penutup:
Alhasil, kepada para pemimpin, mari
tundukkan kepala: Apakah sikap rajin membaca (atas semua persoalan masyarakat)
sudah menjadi komitmen keseharian Anda? Sudahkah semua yang Anda baca itu lalu
bisa melahirkan tulisan berupa konsep dan kebijakan yang selalu berpihak kepada
rakyat kecil? Lalu, agar rakyat yakin dengan ketulusan komitmen Anda, tulislah
konsep dan kebijakan Anda dalam sebuah buku. Sungguh, kami benar-benar
merindukan pemimpin yang bisa menulis buku. Kami rindu pemimpin yang
berkualifikasi laksana Soekarno, Hatta, dan Natsir.
Contoh :
Judul: Ilmu Pengetahuan Bisa Topang
Keimanan
Lead (Gaya kedua, dengan kutipan
pemikat)
“If you think strongly enough,
you will be forced by science to the
belief in God”
(Kelvin, fisikawan, 1824-1907).
Singkat kata, ilmu pengetahuan bisa
mendatangkan keimanan bagi yang masih belum punya iman. Ilmu pengetahuan bisa
menguatkan keimanan bagi yang sudah memiliki iman. Terkait ini, lihat Kelvin di
paragraf pembuka tulisan ini. Benar, saat dia berkesimpulan tentang pengaruh
kuat ilmu pengetahuan terhadap kepercayaan akan adanya Tuhan. Jadi, jangan
pernah berhenti untuk mendalami ilmu.
Contoh :
Judul:
Menguatkan Mental Anak di “Musim”
Olok-olok
Lead (Gaya ketiga, narasi diskriptif):
Sesungguhnya, olok-olok tak mengenal musim. Perilaku terlarang itu telah berlangsung lama dan terus terjadi. Padahal, kerugian yang ditimbulkan oleh olok-olok –dan apalagi bully- sangat besar.
Penutup:
Singkat kata, selalu berilah
anak-anak asupan ruhani yang memadai. Ajari anak-anak sikap untuk tak suka
mengganggu orang lain. Didik mereka untuk sabar dalam menghadapi berbagai
persoalan hidup. Tentu saja, sebagai orangtua, kita harus telah terlebih dahulu
mengamalkan hal-hal tersebut.
Terampil menulis artikel, dapat dijadikan tangga trampil menulis buku.
Perihal “Panjang Artikel”.
Secara umum, media membutuhkan
artikel sepanjang 6000 karakter. Hanya saja, di masing-masing kadang ada yang
kurang atau ada yang lebih dari itu. Usahakanlah, jika mungkin, sesuai dengan
ketentuan dari masing-masing media.
Dari Artikel ke Buku
Selepas trampil menulis artikel,
pekerjaan menulis buku bisa menjadi lebih gampang. Mereka yang sudah terbiasa
menulis artikel akan lebih cekatan dalam menghasilkan buku.
Yang ideal membuat buku dari sejak awal, diawali dengan :
Pertama, saat harus merancang dan
menulis buku.
Tetapkanlah tema atau judul yang
akan diangkat.
Buatlah Daftar Isi.
Melengkapi dengan uraian
Mulailah menulis untuk di jelmakan
menjadi sebuah buku.
Tulislah sebanyak mungkin artikel
dengan tema sejenis. Misalnya, bertema pendidikan. Setelah, dirasa cukup untuk
dijadikan buku, lakukan langkah: a).Edit ulang. Sering artikel menggunakan
“bahasa Koran”, seperti “kemarin”, “pekan lalu”. Untuk itu, ubah dengan
mencamtumkan tanggal kejadian yang dimaksud. b).Jika diperlukan, buatlah
rubrikasi. Meski semua berada di rumpun pendidikan, mungkin masih bisa
dikelompokkan lagi dalam bidang yang lebih khusus. Misal, ada rubrik “Spirit Pembelajar
di Semua Musim”, “Menjadi Orangtua Sekaligus Guru”, “Betah di Perpustakaan
Keluarga”, “Merancang Liburan Bernuansa Pembelajaran” dan “Belajar di Masa
Pandemi”.
Menulis Resensi Buku
Untuk melengkapi kecakapan kita
menulis artikel, kita harus trampil menulis resensi buku.
Resensi buku adalah ulasan kritis
atas sebuah buku. Di dalamnya minimal berisi identitas buku yang dimaksud,
ringkasan isi buku (dipilih bagian-bagian yang paling penting), dan penilaian
objektif atas buku itu terkait kelebihan dan kekurangannya.
Panduan lengkap dalam menulis Resensi Buku. “Jawablah” sejumlah pertanyaan berikut ini. Tentu saja, jawaban ditulis dalam “gaya artikel”.
Tulislah
identitas buku
Apa
isi ringkas buku?
Apakah
penulis memiliki kompetensi?
Apakah
buku itu didukung referensi memadai?
Buku
itu lebih ditujukan ke segmen pembaca mana?
Adakah
pengetahuan baru yang disodorkannya, atau sekadar repetisi (pengulangan) dari buku-buku
yang sudah ada?
Apa
kelebihan dan kekurangannya. Misalnya, apakah mudah dipahami oleh semua
kalangan? Bagaimana performa fisik buku, menarik?
Tepatkah
momentum kehadirannya?
Berhargakah
untuk segera kita baca dan atau miliki?
Ada banyak keuntungan jika kita rajin menulis Resensi Buku. Di antaranya, di saat kita akan menulis buku akan lebih terbimbing karena sering mengkritik karya orang lain. Tentu saja, saat kita menulis buku, tak akan mengulang kesalahan-kesalahan yang telah dibuat oleh penulis-penulis lain.
Note :
namanya perkiraan paragraf dalam outline, bisa berkurang atau bertambah, di
saat menulis tetapi jangan terlalu jauh dari perkiraan, misal 2 paragraf
menjadi 5 paragraf.
Bedanya dengan kolom terletak pada
gaya, artikel opini ditulis secara formal ditulis oleh siapapun yang mau
menulis, sementara kolom gaya penulisannya lebih cair tidak terikat dan ditulis
oleh orang yang sudah terkenal bahkan diundang secara khusus oleh media, bahkan
di beri ruang khusus pada suatu media.
ficture berita yang ditulis secara
panjang lebar dengan gaya sastra, kalau berita biasa 2-4 paragraf, kalau
ficture bisa berparagraf-paragraf panjang bergaya sastra mendalam, menarik,
bahasanya dengan sentuhan human interest.
Editing adalah pekerjaan penting.
Jangan pernah melepas tulisan tanpa
melewati swasunting.
Editlah, apakah ada penulisan yang
sesuai kaidah. Adakah yang salah cetak. Adakah kalimat / paragraf yang tak
mudah dimengerti. Apakah hubungan antarkalimat/paragraf koheren?
Melati Ellyrosi 150720
Comments
Post a Comment